Selasa, 01 September 2009

iseng..

bosen gw,,,
padahal besok ujian..
status pasien blum kelar lagi gw bikin..
OL bentar aja, ngilangin penat di kepala gw.....

Sabtu, 18 Juli 2009

semangat,,,,
gw mesti berlari untuk mengejar cita-cita :D

Minggu, 12 Juli 2009

eosinophilic granuloma

ILUSTRASI KASUS
Tanggal masuk : 13 – 06 - 2009
Waktu pemeriksaan : 16 – 06 - 2009
Ruang : Cempaka
Nomer status : 773091
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Y
Umur : 44 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SD
Alamat : Meri RT/RW 17/07
Status : Menikah
II. ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan utama : Benjolan di kepala sebelah kiri
Keluhan tambahan : -
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien datang ke poliklinik bedah saraf RSMS dengan keluhan terdapat benjolan di kepala sebelah kiri sejak kurang lebih 7 tahun yang lalu. Awalnya benjolannya hanya sebesar jempol tetapi makin lama benjolan semakin membesar dan sampai sekarang benjolan sudah sebesar bola tenis. Benjolan tidak sakit bila di tekan dan tidak ada keluhan pada benjolan.
Pasien mengeluh mata kiri sudah tidak dapat melihat lagi dan telinga kiri tidak dapat mendengar lagi dan kulit di sekitar benjolan terasa baal sejak beberapa tahun terakhir ini, awalnya mata kiri dan telinga kiri berfungsi dengan normal karena benjolan di kepala sebelah kiri semakin lama semakin membesar menyebabkan telinga kiri dan mata kiri sudah tidak berfungsi lagi. Pasien mangaku dulu pernah mengalami operasi insisi biopasi, tetapi hasil PA nya tidak tahu dimana. Pasien tidak mengeluh demam, tidak mengalami sakit kepala, tidak ada gangguan pembauan. Pasien mengatakan tidak mengalami keluhan batuk-batuk dan sesak napas. Pasien juga tidak memiliki keluhan perut sebah, mual ataupun mutah. Pasien bekerja sebagai buruh, tidak memiliki kebiasaan merokok, tidak memakai gigi palsu, tidak punya kebiasaan minum alkohol. Lingkungan rumah pasien juga tidak terpapar debu atau bahan kimia industri.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
• Pasien mengaku tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang serupa.

III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Kuantitatif : GCS : E4M6V5
Vital sign TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36,2 oC (aksila)
Orientasi Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
Kepala dan Leher
Kepala : Bentuk kepala mesocephal dengan benjolan sebesar bola tenis dengan ± 7 X 8 cm di kepala sebelah kiri, rambut pendek berwarna putih, distribusi merata, tidak ada tanda trauma.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek cahaya +/t.d.l, pupil mata kanan diameter 3 mm.
Hidung : Fungsi hidung baik, tidak ada discharge, tidak ada deviasi septum nasi
Telinga : Telinga kiri tidak dapat mendengar, tidak ada discharge
Leher : Tidak ada deviasi trakea, terdapat benjolan sebesar biji kacang di kiri leher
Thorak
Paru
Inspeksi : Simetris, datar, tidak ada pergerakan nafas yang tertinggal
Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : SD Vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba pada ICS V 2 jari medial LMC
sinistra, tidak kuat angkat
Perkusi : Batas kanan atas : ICS II LPS dextra
Batas kanan bawah : ICS IV LPS dextra
Batas kiri atas : ICS II LPS sinistra
Batas kiri bawah : ICS V LMC sinistra
Auskultasi : S1>S2 regular-regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising Usus (+) normal
Palpasi : supel, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
Extremitas
Tidak ada deformitas, tidak ada edema, tidak ada sianosis, akral hangat.

B. Status localis
Regio capitis sinistra
Inspeksi : Terlihat benjolan sebesar bola tenis, warna sama dengan warna kulit sekitar
Palpasi : Teraba masa diameter sebesar ± 7 X 8 cm, padat, keras, tidak dapat digerakkan, tidak nyeri tekan

C. Status neurologis
Nervus cranialis
N. I
Daya penghidu : Kanan (N) Kiri : (N)
N. II
Visus : Kanan t.d.l Kiri : t.d.l
Medan penglihatan : Kanan (+) N Kiri : (-)
Buta warna : Kanan t.d.l Kiri : t.d.l
N. III
Reflex cahaya langsung : (kn) + (ki) t.d.l
Reflex cahaya konsensuil : (kn) + (ki) t.d.l
Reflex akomodasi : (kn) + (ki) t.d.l
Bentuk pupil : Bulat
Ukuran : : (kn) 3 mm (ki) t.d.l
Ptosis : : (kn) - (ki) +
Strabismus divergen : s.d.n
Gerak bola mata : Medial +/sdn Medial atas +/sdn
Lateral atas +/sdn Lateral bawah +/sdn
N. IV
Strabismus konvergen : t.d.l
Gerak bola mata : Medial bawah +/s.d.n
N. V
Menggigit : +/+
Reflex bersin : t.d.l
Membuka mulut : +/+
Reflex masseter : t.d.l
Sensibilitas wajah : t.d.l
Reflex zygomatikum : t.d.l
Reflex kornea : t.d.l
Gerakan mengunyah : +/+
N. VI
Strabismus konvergen : s.d.n
Diplopia : s.d.n
Gerak bola mata : Lateral +/s.d.n
N. VII
Reflex glabella : t.d.l
R. aurikulopalpebra : t.d.l
Mengerutkan dahi : +/+
Bersiul : +/+
Mengedip : +/t.d.l Meringis : +/+
Menutup mata : +/t.d.l Tic facialis : -/-
Daya kecap 2/3 ant : t.d.l Lakrimasi : -/-
R. visuopalpebra : t.d.l Mengembungkan pipi : +/+
N. VIII
Tes berbisik : +/-
Menjentikan jari : +/-
N. IX
Reflex muntah : t.d.l
Suara sengau : -
Reflex tersedak : t.d.l
Daya kecap 1/3 post : t.d.l
N.X
Bersuara : (+) Menelan : (+)
N.XI
Memalingkan kepala : (+) Kekuatan bahu : (+)
Sikap bahu : Simetris Tropi otot bahu : -/-
N. XII
Artikulasi : (+) Deviasi lidah : (-)
Tremor : (-) Kekuatan lidah : t.d.l
Motorik Superior Inferior
Gerakan +/+ +/+
Kekuatan 5/5 5/5
Trofi Eutrofi Eutrofi
Tonus +N +N
Klonus - -
RF + +
RP _ _
Sensibilitas + N + N
R. Vegetatif BAK (+) N BAB (+) N

IV. RESUME
Pasien laki-laki umur 44 tahun dirawat dengan keluhan utama benjolan dikepala sebelah kiri. Benjolan sejak 7 tahun yang lalu, semakin lama semakin membesar. Tidak nyeri tekan, Tanda-tanda TIK (-) Riwayat ruptur (-). Riwayat pengobatan (+).
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sedang, CM (GCS=15), tanda vital lain dalam batas normal. Status lokalis regio capitis sinistra massa ukuran sebesar bola tenis, warna sesuai warna kulit sekitar, hiperemis (-), mobile(-), NT(-), transluminasi (-). Status neurologis di dapatkan kelainan nervus cranialis yang ke II, III, VIII .

V. DIAGNOSA
Eosinophilic Granuloma


VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. CT Scan Kepala
Tanggal 15 juni 2009
Bacaan CT Scan
Tampak lesi hipodens bersepta-septa pada regio posterior dari sinus maxilaris kiri, nasofaring kiri, fossa media sebelah kiri, dan regio temporal kiri yang menyebabkan destruksi daro os. Zigomatikum kiri, maksila kiri, sfenoid wing kiri dan temporal kiri baik pars squamosa maupun petrosa.
Post kontras tampak enhacement minimal
1. tampak pendesakan bulbus oculi kiri ke inferior
2. tampak pula hiperostosis dengan stuktur litik pada os temporal dan zigomatikum kiri serta os. Sfenoid kiri .
Kesan : massa pada posterior sinus maksilaris, nasofaring kiri dan intra kranial (fossa media kiri dan temporal kiri) disertai pendesakan, destruksi dan hiperostosis tulang.
B. Foto Rontgen Cranium
Tanggal 15 juni 2009
Bacaan foto rontgen cranium
Tampak penonjolan dengan struktur tulang tipis dan ireguler pada regio zygomatikum dan maksila kiri. Struktur tulang lain nya tampak normal
Kesan : penonjolan dengan struktur tulang tipis dan ireguler pada regio zigomatikum dan maksila kiri.
C. Laboratorium lengkap
Laboratorium Tgl 9 – 06 - 2009
Hb : 15,6 g/dl (13-16 g/dl)
Leukosit : 9300/UI (5.000-10.000/UI)
Eritrosit : 4,5 juta/UI (4,5-5,5 juta/UI)
Ht : 45% (40-48 %)
Trombosit : 2242.000 /UI (150.000-400.000/UI)
MCH : 24 pgr (31-97 pgr)
MCV : 84 fl (82-92 fl)
MCHC : 34,5 % (32-36%)
LED : 8 (0-10)
Hitung jenis
Basofil : 0 (0-1%)
Eosinofil : 0 (1-4%)
Batang : 0 (2-5%)
Segmen : 83% (40-70%)
Limfosit : 13% (19-48%)
Monosit : 4% (3-9%)
SGOT : 31 (17-59)
SGPT : 15 (21-72)
Ureum : 23,4 (19,3-42,8)
Kreatinin : 1,47 (0,8-1,5)
GS : 75 (≤ 200)
VII. RENCANA TERAPI
Khusus : Craniotomi
IX. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : dubia
Quo ad Functionam : dubia
Quo ad sanationam : dubia
TINJAUAN PUSTAKA

Eosinophilic granuloma
Eosinophilic granuloma adalah satu dari tiga penyakit yang tergolong penyakit hystiocystosis X. Dua yang lainnya adalah Letterer-Siwe disease and Hand-SchUller-Chnstian syndrome. Eosinophilic granuloma (sebelumnya diistilahkan histiocytosis X). Eosinophilic granuloma memegang 60% dari semua kasus histiocytosis X. dimana sel-sel pembersih yang disebut histiosit dan sel sistem kekebalan lainnya yang disebut eosinofil, berkembangbiak secara abnormal, terutama di tulang dan paru-paru dan seringkali menyebabkan terbentuknya jaringan parut.
Cenderung terjadi antara usia 20-40 tahun. Biasanya mengenai tulang, tulang apapun bisa terkena, tetapi lebih dari 50% kasus mengenai tulang daerah kepala, tulang punggung, pelvis, costae, mandibula, dan tulang panjang. tetapi pada 20% penderita juga mengenai paru-paru, kadang-kadang bahkan hanya paru-paru yang terkena. Jika mengenai paru-paru, gejala dapat berupa batuk, sesak nafas, demam, penurunan berat badan, tapi beberapa penderita tidak menunjukkan gejala. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah pneumotoraks.
EG adalah kelainan jinak yang mempengaruhi anak-anak dan remaja, terutama laki-laki. laki-laki banding perempuan adalah 3:2. Jejas tulang yang mungkin asymptomatic, atau tulang dapat menimbulkan rasa sakit karena perluasan yang berkenaan degan sumsum tulang. Patah tulang patologis mungkin dapat terjadi.

PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui.

GEJALA
Gejala umum yang biasa ditemukan pada penderita dewasa:
- batuk
- sesak nafas
- nyeri dada
- demam
- penurunan berat badan
- merasa tidak enak badan
- pembentukan air kemih meningkat
- banyak minum/sering merasa haus
- nyeri tulang.

Gejala yang biasa ditemukan pada anak-anak:
- gagal berkembang
- penurunan berat badan
- rewel
- demam
- dermatitis seboroik di kulit kepala
- nyeri perut
- sakit kuning
- muntah
- sering merasa haus
- sering berkemih
- bertubuh pendek
- masa puber tertunda
- kemunduran mental
- sakit kepala
- pusing
- kejang
- bola mata menonjol
- pembengkakan kelenjar getah bening
- ruam yang menyeluruh (peteki atau purpura)
- nyeri tulang (bisa ada atau tidak).

DIAGNOSIS
Pemeriksaan yang dilakukan pada penderita dewasa:
• Rontgen dada
• Bronkoskopi disertai biopsi (pada histiosit akan tampak badan X)
• Tes fungsi paru.

Pada penderita anak-anak dilakukan pemeriksaan berikut:
• Rontgen tulang
• Rontgen seluruh kerangka tubuh untuk menilai beratnya kerusakan tulang
• Biopsi tulang untuk melihat adanya sel Langerhans
• Biopsi kulit untuk melihat adanya sel Langerhans
• Biopsi sumsum tulang
• Hitung jenis darah.
PENATALAKSANAAN DAN PROGNOSIS
Eosinophilic granuloma dapat diobati dengan corticosteroid dan obat-obat sitotoksik, seperti cyclophosphamide. Terapi untuk tulang, sama dengan pengobatan untuk tumor tulang (terapi penyinaran atau pembedahan).

Terapi suportif diberikan untuk mengatasi berbagai efek samping dari penyakit ini, yaitu berupa:
- pemberian antibiotik
- pemasangan respirator untuk membantu fungsi pernafasan
- terapi fisik
- shampo yang mengandung selenium
- terapi sulih hormon.

Kematian biasanya terjadi karena gagal pernafasan atau gagal jantung.






DAFTAR PUSTAKA
1. Histiositosis X. Available from: http://medicastore.com/penyakit/437/Histiositosis_X_Langerhans%27_cell_granulomatosis.html. [cited June 28, 2009].
2. Eosinophilic granuloma. Available from: http://brighamrad.harvard.edu/Cases/bwh/hcache/39/full.html. [cited June 28, 2009].

eosinophilic granuloma

ILUSTRASI KASUS
Tanggal masuk : 13 – 06 - 2009
Waktu pemeriksaan : 16 – 06 - 2009
Ruang : Cempaka
Nomer status : 773091
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Y
Umur : 44 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SD
Alamat : Meri RT/RW 17/07
Status : Menikah
II. ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan utama : Benjolan di kepala sebelah kiri
Keluhan tambahan : -
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien datang ke poliklinik bedah saraf RSMS dengan keluhan terdapat benjolan di kepala sebelah kiri sejak kurang lebih 7 tahun yang lalu. Awalnya benjolannya hanya sebesar jempol tetapi makin lama benjolan semakin membesar dan sampai sekarang benjolan sudah sebesar bola tenis. Benjolan tidak sakit bila di tekan dan tidak ada keluhan pada benjolan.
Pasien mengeluh mata kiri sudah tidak dapat melihat lagi dan telinga kiri tidak dapat mendengar lagi dan kulit di sekitar benjolan terasa baal sejak beberapa tahun terakhir ini, awalnya mata kiri dan telinga kiri berfungsi dengan normal karena benjolan di kepala sebelah kiri semakin lama semakin membesar menyebabkan telinga kiri dan mata kiri sudah tidak berfungsi lagi. Pasien mangaku dulu pernah mengalami operasi insisi biopasi, tetapi hasil PA nya tidak tahu dimana. Pasien tidak mengeluh demam, tidak mengalami sakit kepala, tidak ada gangguan pembauan. Pasien mengatakan tidak mengalami keluhan batuk-batuk dan sesak napas. Pasien juga tidak memiliki keluhan perut sebah, mual ataupun mutah. Pasien bekerja sebagai buruh, tidak memiliki kebiasaan merokok, tidak memakai gigi palsu, tidak punya kebiasaan minum alkohol. Lingkungan rumah pasien juga tidak terpapar debu atau bahan kimia industri.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
• Pasien mengaku tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang serupa.

III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Kuantitatif : GCS : E4M6V5
Vital sign TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36,2 oC (aksila)
Orientasi Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
Kepala dan Leher
Kepala : Bentuk kepala mesocephal dengan benjolan sebesar bola tenis dengan ± 7 X 8 cm di kepala sebelah kiri, rambut pendek berwarna putih, distribusi merata, tidak ada tanda trauma.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek cahaya +/t.d.l, pupil mata kanan diameter 3 mm.
Hidung : Fungsi hidung baik, tidak ada discharge, tidak ada deviasi septum nasi
Telinga : Telinga kiri tidak dapat mendengar, tidak ada discharge
Leher : Tidak ada deviasi trakea, terdapat benjolan sebesar biji kacang di kiri leher
Thorak
Paru
Inspeksi : Simetris, datar, tidak ada pergerakan nafas yang tertinggal
Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : SD Vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba pada ICS V 2 jari medial LMC
sinistra, tidak kuat angkat
Perkusi : Batas kanan atas : ICS II LPS dextra
Batas kanan bawah : ICS IV LPS dextra
Batas kiri atas : ICS II LPS sinistra
Batas kiri bawah : ICS V LMC sinistra
Auskultasi : S1>S2 regular-regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising Usus (+) normal
Palpasi : supel, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
Extremitas
Tidak ada deformitas, tidak ada edema, tidak ada sianosis, akral hangat.

B. Status localis
Regio capitis sinistra
Inspeksi : Terlihat benjolan sebesar bola tenis, warna sama dengan warna kulit sekitar
Palpasi : Teraba masa diameter sebesar ± 7 X 8 cm, padat, keras, tidak dapat digerakkan, tidak nyeri tekan

C. Status neurologis
Nervus cranialis
N. I
Daya penghidu : Kanan (N) Kiri : (N)
N. II
Visus : Kanan t.d.l Kiri : t.d.l
Medan penglihatan : Kanan (+) N Kiri : (-)
Buta warna : Kanan t.d.l Kiri : t.d.l
N. III
Reflex cahaya langsung : (kn) + (ki) t.d.l
Reflex cahaya konsensuil : (kn) + (ki) t.d.l
Reflex akomodasi : (kn) + (ki) t.d.l
Bentuk pupil : Bulat
Ukuran : : (kn) 3 mm (ki) t.d.l
Ptosis : : (kn) - (ki) +
Strabismus divergen : s.d.n
Gerak bola mata : Medial +/sdn Medial atas +/sdn
Lateral atas +/sdn Lateral bawah +/sdn
N. IV
Strabismus konvergen : t.d.l
Gerak bola mata : Medial bawah +/s.d.n
N. V
Menggigit : +/+
Reflex bersin : t.d.l
Membuka mulut : +/+
Reflex masseter : t.d.l
Sensibilitas wajah : t.d.l
Reflex zygomatikum : t.d.l
Reflex kornea : t.d.l
Gerakan mengunyah : +/+
N. VI
Strabismus konvergen : s.d.n
Diplopia : s.d.n
Gerak bola mata : Lateral +/s.d.n
N. VII
Reflex glabella : t.d.l
R. aurikulopalpebra : t.d.l
Mengerutkan dahi : +/+
Bersiul : +/+
Mengedip : +/t.d.l Meringis : +/+
Menutup mata : +/t.d.l Tic facialis : -/-
Daya kecap 2/3 ant : t.d.l Lakrimasi : -/-
R. visuopalpebra : t.d.l Mengembungkan pipi : +/+
N. VIII
Tes berbisik : +/-
Menjentikan jari : +/-
N. IX
Reflex muntah : t.d.l
Suara sengau : -
Reflex tersedak : t.d.l
Daya kecap 1/3 post : t.d.l
N.X
Bersuara : (+) Menelan : (+)
N.XI
Memalingkan kepala : (+) Kekuatan bahu : (+)
Sikap bahu : Simetris Tropi otot bahu : -/-
N. XII
Artikulasi : (+) Deviasi lidah : (-)
Tremor : (-) Kekuatan lidah : t.d.l
Motorik Superior Inferior
Gerakan +/+ +/+
Kekuatan 5/5 5/5
Trofi Eutrofi Eutrofi
Tonus +N +N
Klonus - -
RF + +
RP _ _
Sensibilitas + N + N
R. Vegetatif BAK (+) N BAB (+) N

IV. RESUME
Pasien laki-laki umur 44 tahun dirawat dengan keluhan utama benjolan dikepala sebelah kiri. Benjolan sejak 7 tahun yang lalu, semakin lama semakin membesar. Tidak nyeri tekan, Tanda-tanda TIK (-) Riwayat ruptur (-). Riwayat pengobatan (+).
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sedang, CM (GCS=15), tanda vital lain dalam batas normal. Status lokalis regio capitis sinistra massa ukuran sebesar bola tenis, warna sesuai warna kulit sekitar, hiperemis (-), mobile(-), NT(-), transluminasi (-). Status neurologis di dapatkan kelainan nervus cranialis yang ke II, III, VIII .

V. DIAGNOSA
Eosinophilic Granuloma


VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. CT Scan Kepala
Tanggal 15 juni 2009
Bacaan CT Scan
Tampak lesi hipodens bersepta-septa pada regio posterior dari sinus maxilaris kiri, nasofaring kiri, fossa media sebelah kiri, dan regio temporal kiri yang menyebabkan destruksi daro os. Zigomatikum kiri, maksila kiri, sfenoid wing kiri dan temporal kiri baik pars squamosa maupun petrosa.
Post kontras tampak enhacement minimal
1. tampak pendesakan bulbus oculi kiri ke inferior
2. tampak pula hiperostosis dengan stuktur litik pada os temporal dan zigomatikum kiri serta os. Sfenoid kiri .
Kesan : massa pada posterior sinus maksilaris, nasofaring kiri dan intra kranial (fossa media kiri dan temporal kiri) disertai pendesakan, destruksi dan hiperostosis tulang.
B. Foto Rontgen Cranium
Tanggal 15 juni 2009
Bacaan foto rontgen cranium
Tampak penonjolan dengan struktur tulang tipis dan ireguler pada regio zygomatikum dan maksila kiri. Struktur tulang lain nya tampak normal
Kesan : penonjolan dengan struktur tulang tipis dan ireguler pada regio zigomatikum dan maksila kiri.
C. Laboratorium lengkap
Laboratorium Tgl 9 – 06 - 2009
Hb : 15,6 g/dl (13-16 g/dl)
Leukosit : 9300/UI (5.000-10.000/UI)
Eritrosit : 4,5 juta/UI (4,5-5,5 juta/UI)
Ht : 45% (40-48 %)
Trombosit : 2242.000 /UI (150.000-400.000/UI)
MCH : 24 pgr (31-97 pgr)
MCV : 84 fl (82-92 fl)
MCHC : 34,5 % (32-36%)
LED : 8 (0-10)
Hitung jenis
Basofil : 0 (0-1%)
Eosinofil : 0 (1-4%)
Batang : 0 (2-5%)
Segmen : 83% (40-70%)
Limfosit : 13% (19-48%)
Monosit : 4% (3-9%)
SGOT : 31 (17-59)
SGPT : 15 (21-72)
Ureum : 23,4 (19,3-42,8)
Kreatinin : 1,47 (0,8-1,5)
GS : 75 (≤ 200)
VII. RENCANA TERAPI
Khusus : Craniotomi
IX. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : dubia
Quo ad Functionam : dubia
Quo ad sanationam : dubia
TINJAUAN PUSTAKA

Eosinophilic granuloma
Eosinophilic granuloma adalah satu dari tiga penyakit yang tergolong penyakit hystiocystosis X. Dua yang lainnya adalah Letterer-Siwe disease and Hand-SchUller-Chnstian syndrome. Eosinophilic granuloma (sebelumnya diistilahkan histiocytosis X). Eosinophilic granuloma memegang 60% dari semua kasus histiocytosis X. dimana sel-sel pembersih yang disebut histiosit dan sel sistem kekebalan lainnya yang disebut eosinofil, berkembangbiak secara abnormal, terutama di tulang dan paru-paru dan seringkali menyebabkan terbentuknya jaringan parut.
Cenderung terjadi antara usia 20-40 tahun. Biasanya mengenai tulang, tulang apapun bisa terkena, tetapi lebih dari 50% kasus mengenai tulang daerah kepala, tulang punggung, pelvis, costae, mandibula, dan tulang panjang. tetapi pada 20% penderita juga mengenai paru-paru, kadang-kadang bahkan hanya paru-paru yang terkena. Jika mengenai paru-paru, gejala dapat berupa batuk, sesak nafas, demam, penurunan berat badan, tapi beberapa penderita tidak menunjukkan gejala. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah pneumotoraks.
EG adalah kelainan jinak yang mempengaruhi anak-anak dan remaja, terutama laki-laki. laki-laki banding perempuan adalah 3:2. Jejas tulang yang mungkin asymptomatic, atau tulang dapat menimbulkan rasa sakit karena perluasan yang berkenaan degan sumsum tulang. Patah tulang patologis mungkin dapat terjadi.

PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui.

GEJALA
Gejala umum yang biasa ditemukan pada penderita dewasa:
- batuk
- sesak nafas
- nyeri dada
- demam
- penurunan berat badan
- merasa tidak enak badan
- pembentukan air kemih meningkat
- banyak minum/sering merasa haus
- nyeri tulang.

Gejala yang biasa ditemukan pada anak-anak:
- gagal berkembang
- penurunan berat badan
- rewel
- demam
- dermatitis seboroik di kulit kepala
- nyeri perut
- sakit kuning
- muntah
- sering merasa haus
- sering berkemih
- bertubuh pendek
- masa puber tertunda
- kemunduran mental
- sakit kepala
- pusing
- kejang
- bola mata menonjol
- pembengkakan kelenjar getah bening
- ruam yang menyeluruh (peteki atau purpura)
- nyeri tulang (bisa ada atau tidak).

DIAGNOSIS
Pemeriksaan yang dilakukan pada penderita dewasa:
• Rontgen dada
• Bronkoskopi disertai biopsi (pada histiosit akan tampak badan X)
• Tes fungsi paru.

Pada penderita anak-anak dilakukan pemeriksaan berikut:
• Rontgen tulang
• Rontgen seluruh kerangka tubuh untuk menilai beratnya kerusakan tulang
• Biopsi tulang untuk melihat adanya sel Langerhans
• Biopsi kulit untuk melihat adanya sel Langerhans
• Biopsi sumsum tulang
• Hitung jenis darah.
PENATALAKSANAAN DAN PROGNOSIS
Eosinophilic granuloma dapat diobati dengan corticosteroid dan obat-obat sitotoksik, seperti cyclophosphamide. Terapi untuk tulang, sama dengan pengobatan untuk tumor tulang (terapi penyinaran atau pembedahan).

Terapi suportif diberikan untuk mengatasi berbagai efek samping dari penyakit ini, yaitu berupa:
- pemberian antibiotik
- pemasangan respirator untuk membantu fungsi pernafasan
- terapi fisik
- shampo yang mengandung selenium
- terapi sulih hormon.

Kematian biasanya terjadi karena gagal pernafasan atau gagal jantung.






DAFTAR PUSTAKA
1. Histiositosis X. Available from: http://medicastore.com/penyakit/437/Histiositosis_X_Langerhans%27_cell_granulomatosis.html. [cited June 28, 2009].
2. Eosinophilic granuloma. Available from: http://brighamrad.harvard.edu/Cases/bwh/hcache/39/full.html. [cited June 28, 2009].

eosinophilic granuloma

ILUSTRASI KASUS
Tanggal masuk : 13 – 06 - 2009
Waktu pemeriksaan : 16 – 06 - 2009
Ruang : Cempaka
Nomer status : 773091
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Yudi
Umur : 44 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SD
Alamat : Meri RT/RW 17/07
Status : Menikah
II. ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan utama : Benjolan di kepala sebelah kiri
Keluhan tambahan : -
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien datang ke poliklinik bedah saraf RSMS dengan keluhan terdapat benjolan di kepala sebelah kiri sejak kurang lebih 7 tahun yang lalu. Awalnya benjolannya hanya sebesar jempol tetapi makin lama benjolan semakin membesar dan sampai sekarang benjolan sudah sebesar bola tenis. Benjolan tidak sakit bila di tekan dan tidak ada keluhan pada benjolan.
Pasien mengeluh mata kiri sudah tidak dapat melihat lagi dan telinga kiri tidak dapat mendengar lagi dan kulit di sekitar benjolan terasa baal sejak beberapa tahun terakhir ini, awalnya mata kiri dan telinga kiri berfungsi dengan normal karena benjolan di kepala sebelah kiri semakin lama semakin membesar menyebabkan telinga kiri dan mata kiri sudah tidak berfungsi lagi. Pasien mangaku dulu pernah mengalami operasi insisi biopasi, tetapi hasil PA nya tidak tahu dimana. Pasien tidak mengeluh demam, tidak mengalami sakit kepala, tidak ada gangguan pembauan. Pasien mengatakan tidak mengalami keluhan batuk-batuk dan sesak napas. Pasien juga tidak memiliki keluhan perut sebah, mual ataupun mutah. Pasien bekerja sebagai buruh, tidak memiliki kebiasaan merokok, tidak memakai gigi palsu, tidak punya kebiasaan minum alkohol. Lingkungan rumah pasien juga tidak terpapar debu atau bahan kimia industri.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
• Pasien mengaku tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang serupa.

III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Kuantitatif : GCS : E4M6V5
Vital sign TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36,2 oC (aksila)
Orientasi Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
Kepala dan Leher
Kepala : Bentuk kepala mesocephal dengan benjolan sebesar bola tenis dengan ± 7 X 8 cm di kepala sebelah kiri, rambut pendek berwarna putih, distribusi merata, tidak ada tanda trauma.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek cahaya +/t.d.l, pupil mata kanan diameter 3 mm.
Hidung : Fungsi hidung baik, tidak ada discharge, tidak ada deviasi septum nasi
Telinga : Telinga kiri tidak dapat mendengar, tidak ada discharge
Leher : Tidak ada deviasi trakea, terdapat benjolan sebesar biji kacang di kiri leher
Thorak
Paru
Inspeksi : Simetris, datar, tidak ada pergerakan nafas yang tertinggal
Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : SD Vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba pada ICS V 2 jari medial LMC
sinistra, tidak kuat angkat
Perkusi : Batas kanan atas : ICS II LPS dextra
Batas kanan bawah : ICS IV LPS dextra
Batas kiri atas : ICS II LPS sinistra
Batas kiri bawah : ICS V LMC sinistra
Auskultasi : S1>S2 regular-regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising Usus (+) normal
Palpasi : supel, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
Extremitas
Tidak ada deformitas, tidak ada edema, tidak ada sianosis, akral hangat.

B. Status localis
Regio capitis sinistra
Inspeksi : Terlihat benjolan sebesar bola tenis, warna sama dengan warna kulit sekitar
Palpasi : Teraba masa diameter sebesar ± 7 X 8 cm, padat, keras, tidak dapat digerakkan, tidak nyeri tekan

C. Status neurologis
Nervus cranialis
N. I
Daya penghidu : Kanan (N) Kiri : (N)
N. II
Visus : Kanan t.d.l Kiri : t.d.l
Medan penglihatan : Kanan (+) N Kiri : (-)
Buta warna : Kanan t.d.l Kiri : t.d.l
N. III
Reflex cahaya langsung : (kn) + (ki) t.d.l
Reflex cahaya konsensuil : (kn) + (ki) t.d.l
Reflex akomodasi : (kn) + (ki) t.d.l
Bentuk pupil : Bulat
Ukuran : : (kn) 3 mm (ki) t.d.l
Ptosis : : (kn) - (ki) +
Strabismus divergen : s.d.n
Gerak bola mata : Medial +/sdn Medial atas +/sdn
Lateral atas +/sdn Lateral bawah +/sdn
N. IV
Strabismus konvergen : t.d.l
Gerak bola mata : Medial bawah +/s.d.n
N. V
Menggigit : +/+
Reflex bersin : t.d.l
Membuka mulut : +/+
Reflex masseter : t.d.l
Sensibilitas wajah : t.d.l
Reflex zygomatikum : t.d.l
Reflex kornea : t.d.l
Gerakan mengunyah : +/+
N. VI
Strabismus konvergen : s.d.n
Diplopia : s.d.n
Gerak bola mata : Lateral +/s.d.n
N. VII
Reflex glabella : t.d.l
R. aurikulopalpebra : t.d.l
Mengerutkan dahi : +/+
Bersiul : +/+
Mengedip : +/t.d.l Meringis : +/+
Menutup mata : +/t.d.l Tic facialis : -/-
Daya kecap 2/3 ant : t.d.l Lakrimasi : -/-
R. visuopalpebra : t.d.l Mengembungkan pipi : +/+
N. VIII
Tes berbisik : +/-
Menjentikan jari : +/-
N. IX
Reflex muntah : t.d.l
Suara sengau : -
Reflex tersedak : t.d.l
Daya kecap 1/3 post : t.d.l
N.X
Bersuara : (+) Menelan : (+)
N.XI
Memalingkan kepala : (+) Kekuatan bahu : (+)
Sikap bahu : Simetris Tropi otot bahu : -/-
N. XII
Artikulasi : (+) Deviasi lidah : (-)
Tremor : (-) Kekuatan lidah : t.d.l
Motorik Superior Inferior
Gerakan +/+ +/+
Kekuatan 5/5 5/5
Trofi Eutrofi Eutrofi
Tonus +N +N
Klonus - -
RF + +
RP _ _
Sensibilitas + N + N
R. Vegetatif BAK (+) N BAB (+) N

IV. RESUME
Pasien laki-laki umur 44 tahun dirawat dengan keluhan utama benjolan dikepala sebelah kiri. Benjolan sejak 7 tahun yang lalu, semakin lama semakin membesar. Tidak nyeri tekan, Tanda-tanda TIK (-) Riwayat ruptur (-). Riwayat pengobatan (+).
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sedang, CM (GCS=15), tanda vital lain dalam batas normal. Status lokalis regio capitis sinistra massa ukuran sebesar bola tenis, warna sesuai warna kulit sekitar, hiperemis (-), mobile(-), NT(-), transluminasi (-). Status neurologis di dapatkan kelainan nervus cranialis yang ke II, III, VIII .

V. DIAGNOSA
Eosinophilic Granuloma


VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. CT Scan Kepala
Tanggal 15 juni 2009
Bacaan CT Scan
Tampak lesi hipodens bersepta-septa pada regio posterior dari sinus maxilaris kiri, nasofaring kiri, fossa media sebelah kiri, dan regio temporal kiri yang menyebabkan destruksi daro os. Zigomatikum kiri, maksila kiri, sfenoid wing kiri dan temporal kiri baik pars squamosa maupun petrosa.
Post kontras tampak enhacement minimal
1. tampak pendesakan bulbus oculi kiri ke inferior
2. tampak pula hiperostosis dengan stuktur litik pada os temporal dan zigomatikum kiri serta os. Sfenoid kiri .
Kesan : massa pada posterior sinus maksilaris, nasofaring kiri dan intra kranial (fossa media kiri dan temporal kiri) disertai pendesakan, destruksi dan hiperostosis tulang.
B. Foto Rontgen Cranium
Tanggal 15 juni 2009
Bacaan foto rontgen cranium
Tampak penonjolan dengan struktur tulang tipis dan ireguler pada regio zygomatikum dan maksila kiri. Struktur tulang lain nya tampak normal
Kesan : penonjolan dengan struktur tulang tipis dan ireguler pada regio zigomatikum dan maksila kiri.
C. Laboratorium lengkap
Laboratorium Tgl 9 – 06 - 2009
Hb : 15,6 g/dl (13-16 g/dl)
Leukosit : 9300/UI (5.000-10.000/UI)
Eritrosit : 4,5 juta/UI (4,5-5,5 juta/UI)
Ht : 45% (40-48 %)
Trombosit : 2242.000 /UI (150.000-400.000/UI)
MCH : 24 pgr (31-97 pgr)
MCV : 84 fl (82-92 fl)
MCHC : 34,5 % (32-36%)
LED : 8 (0-10)
Hitung jenis
Basofil : 0 (0-1%)
Eosinofil : 0 (1-4%)
Batang : 0 (2-5%)
Segmen : 83% (40-70%)
Limfosit : 13% (19-48%)
Monosit : 4% (3-9%)
SGOT : 31 (17-59)
SGPT : 15 (21-72)
Ureum : 23,4 (19,3-42,8)
Kreatinin : 1,47 (0,8-1,5)
GS : 75 (≤ 200)
VII. RENCANA TERAPI
Khusus : Craniotomi
IX. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : dubia
Quo ad Functionam : dubia
Quo ad sanationam : dubia
TINJAUAN PUSTAKA

Eosinophilic granuloma
Eosinophilic granuloma adalah satu dari tiga penyakit yang tergolong penyakit hystiocystosis X. Dua yang lainnya adalah Letterer-Siwe disease and Hand-SchUller-Chnstian syndrome. Eosinophilic granuloma (sebelumnya diistilahkan histiocytosis X). Eosinophilic granuloma memegang 60% dari semua kasus histiocytosis X. dimana sel-sel pembersih yang disebut histiosit dan sel sistem kekebalan lainnya yang disebut eosinofil, berkembangbiak secara abnormal, terutama di tulang dan paru-paru dan seringkali menyebabkan terbentuknya jaringan parut.
Cenderung terjadi antara usia 20-40 tahun. Biasanya mengenai tulang, tulang apapun bisa terkena, tetapi lebih dari 50% kasus mengenai tulang daerah kepala, tulang punggung, pelvis, costae, mandibula, dan tulang panjang. tetapi pada 20% penderita juga mengenai paru-paru, kadang-kadang bahkan hanya paru-paru yang terkena. Jika mengenai paru-paru, gejala dapat berupa batuk, sesak nafas, demam, penurunan berat badan, tapi beberapa penderita tidak menunjukkan gejala. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah pneumotoraks.
EG adalah kelainan jinak yang mempengaruhi anak-anak dan remaja, terutama laki-laki. laki-laki banding perempuan adalah 3:2. Jejas tulang yang mungkin asymptomatic, atau tulang dapat menimbulkan rasa sakit karena perluasan yang berkenaan degan sumsum tulang. Patah tulang patologis mungkin dapat terjadi.

PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui.

GEJALA
Gejala umum yang biasa ditemukan pada penderita dewasa:
- batuk
- sesak nafas
- nyeri dada
- demam
- penurunan berat badan
- merasa tidak enak badan
- pembentukan air kemih meningkat
- banyak minum/sering merasa haus
- nyeri tulang.

Gejala yang biasa ditemukan pada anak-anak:
- gagal berkembang
- penurunan berat badan
- rewel
- demam
- dermatitis seboroik di kulit kepala
- nyeri perut
- sakit kuning
- muntah
- sering merasa haus
- sering berkemih
- bertubuh pendek
- masa puber tertunda
- kemunduran mental
- sakit kepala
- pusing
- kejang
- bola mata menonjol
- pembengkakan kelenjar getah bening
- ruam yang menyeluruh (peteki atau purpura)
- nyeri tulang (bisa ada atau tidak).

DIAGNOSIS
Pemeriksaan yang dilakukan pada penderita dewasa:
• Rontgen dada
• Bronkoskopi disertai biopsi (pada histiosit akan tampak badan X)
• Tes fungsi paru.

Pada penderita anak-anak dilakukan pemeriksaan berikut:
• Rontgen tulang
• Rontgen seluruh kerangka tubuh untuk menilai beratnya kerusakan tulang
• Biopsi tulang untuk melihat adanya sel Langerhans
• Biopsi kulit untuk melihat adanya sel Langerhans
• Biopsi sumsum tulang
• Hitung jenis darah.
PENATALAKSANAAN DAN PROGNOSIS
Eosinophilic granuloma dapat diobati dengan corticosteroid dan obat-obat sitotoksik, seperti cyclophosphamide. Terapi untuk tulang, sama dengan pengobatan untuk tumor tulang (terapi penyinaran atau pembedahan).

Terapi suportif diberikan untuk mengatasi berbagai efek samping dari penyakit ini, yaitu berupa:
- pemberian antibiotik
- pemasangan respirator untuk membantu fungsi pernafasan
- terapi fisik
- shampo yang mengandung selenium
- terapi sulih hormon.

Kematian biasanya terjadi karena gagal pernafasan atau gagal jantung.






DAFTAR PUSTAKA
1. Histiositosis X. Available from: http://medicastore.com/penyakit/437/Histiositosis_X_Langerhans%27_cell_granulomatosis.html. [cited June 28, 2009].
2. Eosinophilic granuloma. Available from: http://brighamrad.harvard.edu/Cases/bwh/hcache/39/full.html. [cited June 28, 2009].

Minggu, 07 Juni 2009

presentasi kasus fibroadenoma mammae

ILUSTRASI KASUS
Tanggal masuk : 22 – 05 - 2009
Waktu pemeriksaan : 25 – 05 - 2009
Ruang : Teratai
Nomer status : 760578
I. IDENTITAS PASIEN
Nama :***********
Umur : 22 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : **************
Status : Belum Menikah
II. ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan utama : Terdapat benjolan di payudara kiri
Keluhan tambahan : -
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien datang ke poliklinik bedah umum RSMS dengan keluhan terdapat benjolan di payudara kiri sejak 2 bulan yang lalu. Diameter benjolan kurang dari 3 cm, permukaan rata, batas tegas, konsistensi kenyal, tidak nyeri tekan, warna sama dengan kulit sekitar dan mobil.
Pasien tidak mengeluh demam, tidak mengalami sakit kepala, tidak mengalami muntah- muntah, tidak ada gangguan penglihatan, tidak mengalami gangguan pendengaran dan tidak ada gangguan pembauan. Pasien mengatakan tidak mengalami keluhan batuk-batuk dan sesak napas. Pasien juga tidak memiliki keluhan perut sebah, mual ataupun mutah. Pasien bekerja sebagai pelajar/mahasiswi, tidak memiliki kebiasaan merokok, tidak memakai gigi palsu, tidak punya kebiasaan minum alkohol. Lingkungan rumah pasien juga tidak terpapar debu atau bahan kimia industri.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
• Pasien mengaku ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang serupa.
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Kuantitatif : GCS : E4M6V5
Vital sign TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36,2 oC (aksila)
Orientasi Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
Kepala dan Leher
Kepala : Bentuk mesocephal, rambut panjang warna hitam, distribusi merata, tidak ada
tanda trauma
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek cahaya +/+, pupil isokor
diameter 3 mm / 3 mm
Hidung : Fungsi hidung baik, tidak ada discharge, tidak ada deviasi septum nasi
Telinga : Tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada discharge
Leher : Tidak ada deviasi trakea, tidak terdapat benjolan di kanan kiri leher
Thorak
Paru
Inspeksi : Simetris, datar, tidak ada pergerakan nafas yang tertinggal
Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : SD Vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba pada ICS V 2 jari medial LMC
sinistra, tidak kuat angkat
Perkusi : Batas kanan atas : ICS II LPS dextra
Batas kanan bawah : ICS IV LPS dextra
Batas kiri atas : ICS II LPS sinistra
Batas kiri bawah : ICS V LMC sinistra
Auskultasi : S1>S2 regular-regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising Usus (+) normal
Palpasi : supel, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
Extremitas
Tidak ada deformitas, tidak ada edema, tidak ada sianosis, akral hangat.
B. Status localis
Regio regio mamae sinistra
Inspeksi : Terlihat benjolan, warna sama dengan warna kulit sekitar
Palpasi : Teraba masa diameter sebesar 3 cm, padat, kenyal, mudah digerakkan, tidak nyeri tekan
2. RESUME
a. Anamnesis
Berdasarkan anamnesis kita dapat mempelajari tumor doubling time dari tumor mammae dengan menggunakan rumus :
Lama (Bulan) x 30 hari
Pembesaran
Pada kasus ini lamanya tumor adalah sekitar 2 bulan. Pembesarannya kira-kira 2-3 cm, jadi tumor duobling timenya adalah:
2 bulan x 30 hari = 20
3
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Sedang
Vital sign TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,7° C
Rr : 24 x/menit
Status generalis : Dalam Batas Normal
Status localis : Regio Mammae Sinistra
Inspeksi : Terlihat benjolan, warna sama dengan warna kulit sekitar
Palpasi : Teraba masa diameter sebesar 3 cm, padat, kenyal, mudah digerakkan, tidak nyeri tekan
3. DIAGNOSIS KLINIS ONKOLOGI
Tumor mammae sinistra curiga jinak suspek fibroadinoma mammae
4. DIAGNOSIS BANDING
• Kelainan fibrokistik
• Papiloma intraduktal
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DISARANKAN
a. Foto thorax AP
b. Biopsi jarum halus (histopatologi)
VIII. DIAGNOSIS KERJA
Bila Ada Hasil PA
IX. TINDAKAN DAN TERAPI
Melalui pembedahan pengangkatan tumor eksisi biopsi
X. PROGNOSIS
Dubia Ad bonam








FIBROADINOMA MAMMAE
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. LATAR BELAKANG
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang berbatas tegas dengan konsistensi padat kenyal.1 Fibroadinoma mammae adalah suatu neoplasma jinak yang berbatas tegas, padat, berkapsul dan lesi payudara terlazim dalam wanita berusia dibawah 25 tahun, sebagian besar (80%) tunggal.2 Penanganan fibroadinoma adalah melalui pembedahan pengangkatan tumor. Spesimen diperiksa untuk menyingkirkan diagnosa keganasan. Sistosarkoma filodes merupakan salah satu tipe dari fibroadinoma yang dapat kambuh jika tidak diangkat dengan sempurna.1

BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Fibroadinoma mammae adalah suatu neoplasma jinak yang berbatas tegas, padat, berkapsul dan lesi payudara terlazim dalam wanita berusia dibawah 25 tahun, sebagian besar (80%) tunggal. Biasanya neoplasma tampil sebagai massa payudara mobil, lobulasi tidak nyeri tekan, kenyal seperti karet berukuran 1-4cm. Ia tergantung hormon dan bisa berfluktuasi dalam diameter sebanyak 1 cm dibawah pengaruh estrogen haid normal, kehamilan, laktasi atau penggunaan kontrasepsi oral. Pertumbuhan bisa jelas selama kehamilan atau laktasi. Terapi dengan biopsi eksisi dan harus dinasehatkan karena jarang regresi involusional. Penampilan makroskopik berbeda dari tumor mammae apapun tepinya tajam dan permukaan potongannya putih keabu-abuan sampai merah muda dan homogen secara makroskopik. Secara histologi ada susunan lobus perikanalikuler yang mengandung stroma padat dan epitel proliferatif. Varian bisa memperlihatkan proliferasi epitel yang jelas dari kelenjar matang tak teratur yang dikemas padat dan epitel sekresi.2
Fibroadenoma mammae yang dikeluarkan selama laktasi cukup selular dan telah dikelirukan pada potongan beku dengan adenokarsinoma berdiferensiasi baik. Ahli patologi yang memeriksa suatu fibroadinoma yang dikeluarkan selama kehamilan harus selalu di informasikan bahwa lesi berasal dari payudara laktasi.2


2.2. ETIOLOGI DAN PREDISPOSISI
Merupakan penyakit payudara tersering kedua yang menyebabkan benjolan di payudara. Tersering pada usia antara 20-35 tahun, fibroadenoma mammae jarang terdapat pada pada wanita setelah menopause. Lesi-lesi ini dapat tumbuh lambat selama kehamilan.3

2.3. PATOGENESIS
Belum ada patogenesis yang pasti dari fibroadinoma tetapi dapat dikaitkan dengan rangsangan hormon estrogen yang tinggi. Pada masa adolesens, fibroadinoma mammae bisa terdapat dalam ukuran yang besar. Pertumbuhan bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, saat rangsang estrogen yang tinggi.4

2.4. DIAGNOSIS
Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan ditemukan secara kebetulan. Pada 10-15% kasus, fibroadinoma mammae bersifat majemuk. Tumornya bersifat keras, kenyal, dan tidak nyeri tekan, bulat, berbatas tegas dan pada palpasi terkesan bahwa ia mudah berlari-lari. Pemikiran kita yang pertama, adalah untuk membedakan fibroadinoma dengan kanker. Diperlukan eksisi tumor, atau memastikan diagnosa dengan aspirasi jarum halus. Resiko utama adalah, bila fibroadinoma yang tidak tereksisi bertumbuh dan menimbulkan nyeri, khususnya selama kehamilan. Umumnya tidak ditemukan adanya kanker yang tumbuh menginvasi fibroadinoma, dan pula sangat jarang (satu per seribu) untuk menemukan kanker yang berasal dari jaringan fibroid (sebagian besar karena kanker in situ). Karena resiko kanker meningkat menjadi 1 dalam 30, kemungkinan adanya kanker pada fibroadinoma menjadi lebih sedikit, dari pada tidak adanya fibroadinoma.3




2.5. PENATALAKSANAAN DAN PROGNOSIS
Terapi fibroadinoma mammae adalah eksisi dengan anastesi lokal. Bila penderita muda, dan lesi kecil, diagnosa dapat ditegakkan dengan aspirasi jarum halus, bila penderita tidak menginginkan biopsi dengan eksisi. (samapai kini belum ada publikasi ilmiah tentang penyelidikan terhadap fibroadinoma, yang tetap dibiarkantanpa tindakan, hal ini harus diberitahukan kepada penderita yang menolak pembedahan).3
Fibroadinoma yang lebih besar (lebih dari 2 cm) harusdiangkat, karena dapat menyebabkan nyeri, dan dapat bertumbuh terus.3 Prognosis dari fibroadinoma mammae adalah baik, bila diangkat dengan sempurna, tetapi bila masih tertapat jaringan sisi dari hasil operasi dapat kambuh kembali.3

















DAFTAR PUSTAKA
1. Anderson Silvia, McCarty Lorraine, et al. Patofisiologi. Edisi VI. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC. 2006; p. 1302.
2. Sabiston C David jr. Buku Ajar Bedah. Edisi II. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC. 1995; p. 383-384.
3. Schorock Theodore R. Ilmu Bedah (handbook of surgery). Edisi VII. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC. 1991;p. 184.
4. De Jong Wim, Sjamsuhidajat R, Editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC. 2005;p. 392.

Minggu, 17 Mei 2009

gw di pwt ,,,, gila nih kota panas banget ya.... perasaan di jkt gak sepanas ini deh walopun polusi jkt no1... tadi siang gw tidur trus gw kebangun coz badan gw basah karna keringet.... trus gw liat termometer ruangan gw ternyata suhu disi mencapai 34 derajat celsius.... sinting,,, pantes aja panas betzzz.... huffff,, untung di kontrakan ada kulkas... memang penyelamat tuh kulkas.... thx ya kulkas,,, lu sangat berjasa banget bagi hidup gw... hehehehehe

Jumat, 15 Mei 2009

Dilarang Pakai Jilbab


Ada seorang teman saya, suatu hari terpanggil untuk memakai jilbab. Karena hatinya sudah tetap, dia pun pergilah ke toko muslim untuk membeli jilbab.

Setelah membeli beberapa pakaian muslim lengkap bersama jilbab dengan berbagai model (maklum teman saya itu stylish sekali), dia pun pulang ke rumah dengan hati suka cita.

Sesampainya di rumah, dengan bangga dia mengenakan jilbabnya. Ketika dia ke luar dari kamarnya, bapak dan ibunya langsung menjerit. Mereka murka bukan main dan meminta agar anaknya segera melepaskan jilbabnya.

Anak itu tentu merasa terpukul sekali...bayangkan : Ayah ibunya sendiri menentangnya untuk mengenakan jilbab. Si anak mencoba berpegangteguh pada keputusannya akan tetapi ayah ibunya mengancam akan memutuskan hubungan orang- tua dan anak bila ia berkeras.

Dia tidak akan diaku anak selamanya bila tetap mau menggunakan jilbab. Anak itu menggerung-gerung sejadi-jadinya.Dia merasa menjadi anak yang malang sekali nasibnya.

Tidak berputus asa, dia meminta guru tempatnya bersekolah untuk berbicara dengan orang tuanya. Apa lacur sang guru pun menolak. Dia mencoba lagi berbicara dengan ustad dekat rumahnya untuk membujuk orang tuanya agar diizinkan memakai jilbab... hasilnya? Nol besar! Sang ustad juga menolak mentah-mentah.

Belum pernah rasanya anak ini dirundung duka seperti itu. Dia merasa betul2 sendirian di dunia ini. Tak ada seorang pun yang mau mendukung keputusannya untuk memakai jilbab. Akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan truf terakhir. Dia berkata pada orang tuanya,"Ayah dan ibu yang saya cintai. Saya tetap akan memakai jilbab ini. Kalau tidak diizinkan juga saya akan bunuh diri."

Sejenak suasana menjadi hening. Ketegangan mencapai puncaknya dalam keluarga itu. Akhirnya sambil menghela napas panjang, si ayah berkata dengan lirih, " Yanto, Yanto ! Nek wong wedok sak karepe ngono. Kowe lanang la'kok nganggo jilbab?" ( yanto, yanto ! kalau wanita ya ngak apa-apa. Kamu itu pria kok mau pakai Jilbab?)

Hee.. hee.. hee.. Serius bgt elo pade baca nya... Wakakakakakakak.

Kamis, 14 Mei 2009

makin gak jelas aja nih blog gua.... ada yang lucu ada yang serius juga..... cape deh.....
apa gw mw cerita aja yang disini.....
yaudah deh,,, gw cerita sedikit, udah 3 minggu ini gw koas,,, jadi co assisten dokter,,, istilah kampungnya sih bantuin dokter di rumah sakit pendidikan... secara gw ini dokter muda,, dokter muda itu orang yang sudah menyelesaikan pendidikan sarjana kedokteran... gelarnya sked.... belum jadi dokter beneran,,,, kalo udah ngambil program studi profesi dokter baru jadi dokter beneran.... ngemeng-ngemeng gw balik lagi ya ke cerita awal.... ini adalah tiga minggu awal yang mengasik kan,, seru,,, banyak pengalaman baru,,, mulai dari jaga malem,,, trus ikut operasi,,, trus jahit,,, lihat yang serem-seren di IGD,,, macem-macem lah.....

Populer di Jepang, di Indonesia Tak Direspons

Bambang Widiatmoko, Doktor Laser dengan 30 Paten

Dia adalah para peneliti yang telah menghasilkan karya bermanfaat bagi masyarakat, dan diakui dunia internasional. Sayang, perhatian negara untuknya terkesan kurang.

Salah satu peneliti itu adalah Dr Bambang Widiatmoko M.Eng. Pria 47 tahun itu menemukan alat yang bisa mencacah sinar laser. Bisa dibayangkan rumitnya, bagaimana sebuah sinar, apalagi sinar laser, dapat dicacah menggunakan alat temuan Bambang.

Temuan tersebut dinamakan Optical Frequency Comb Generator (OFCG), yakni pembangkit sisiran frekuensi optik.

Ini alat pencacah sinar laser yang lazim digunakan di perusahaan berbasis fiber optic. Temuannya itu juga telah dipakai berbagai industri komunikasi di Jepang.

Berkat temuannya tersebut, akhir November tahun lalu Bambang diberi penghargaan berupa medali dari The Habibie Center (THC), yayasan yang bergerak di bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Bambang dinilai sangat berjasa sebagai peneliti teknologi, khususnya ilmu rekayasa.

Peran Bambang dalam ilmu perekayasaan memang cukup banyak. Apalagi, dalam penelitian sinar laser. Di mancanegara, Bambang dikenal sebagai pakar laser. Dia mengaku kerap dikontak para peneliti asing yang mengembangkan penelitian tentang laser.

Selama 13 tahun belajar di Tokyo Institute of Technology, Jepang, untuk program S-2 hingga doktor, pria kelahiran Boyolali itu mencatatkan 30 paten di Negeri Sakura tersebut. Kebanyakan berbasis laser. “Sebagian temuan saya juga saya daftarkan ke Amerika Serikat dan Eropa. Selain itu, masih ada temuan saya yang belum dipatenkan,” katanya. Karya terbesar Bambang adalah OFCG.

Menurut Bambang, dulu para peneliti sama sekali tak terpikir bagaimana mencacah sinar laser menjadi ribuan sinar baru. Sebab, memecah sinar adalah pekerjaan sulit. Bila satu sinar yang dipancarkan perlu satu transmitor, kalau memancarkan banyak sinar, tentu juga perlu banyak transmitor. “Dulu alat-alat yang dibutuhkan untuk memancarkan itu bisa sebesar ruangan ini,” ungkap Bambang sambil merentangkan tangan menunjuk luasnya ruangan sekitar 16 meter persegi itu.

Dia menggambarkan, betapa ribetnya mencacah sinar laser saat itu. Alat itu, lanjut Bambang, dibikin pada 2000, saat dia baru lulus doktor.

Bambang pun mencoba berinovasi. Empat tahun berselang, berkat ketekunannya, Bambang berhasil menciptakan alat pencacah sinar laser yang hanya sebesar jari kelingking. Ini sebagai produk dasar. Dua tahun lalu dia menyempurnakan temuannya agar bisa diproduksi secara masal. Di tangan bapak dua anak itu, pemancar sinar tersebut disempurnakan dan ukurannya menjadi sebesar kotak P3K.

Bambang mengaku, temuannya itu terinspirasi oleh tiga peraih nobel fisika 2005. Mereka adalah Roy J Gluber, peneliti Harvard University; John L Hall, peneliti University of Colorado, dan Theodor W Hansch, fisikawan Max Planck dari Institut fur Quantenoptik Garching, Jerman. Dua nama terakhir merupakan karib Bambang dalam melaksanakan riset-riset fisika. ’’Rekayasa pencacah laser ini satu-satunya di dunia. Di Indonesia belum terpikir pemanfaatan alat tersebut,” ungkapnya.

Ketika masih di Jepang, Bambang memproduksi masal alat ciptannya tersebut. Bahkan, dia juga mendirikan perusahaan ventura bernama Optocomb. Bambang menggandeng dua sahabatnya. Alat yang dipasarkan itu berseri BK625SM. BK merupakan gabungan inisial Bambang (B) dan Kourogi (K). Kourogi adalah karib Bambang di Jepang. ’’Dulu saya sebagai perekayasa sekaligus pemasarnya,” jelasnya. Di perusahaan itu Bambang menjadi direktur.

Meskipun banyak uang mengucur ke kantongnya, pembawaan Bambang tetap sederhana. Dia tetap menyadari bahwa penelitian adalah fondasi hidupnya. Setelah balik ke tanah air tiga tahun lalu dan bekerja di laboratorium LIPI Serpong, Bambang perlahan melepaskan perusahaannya di Jepang.“Sekarang perusahaan itu sudah amat berkembang. Saya sudah lepas dari perusahaan. Tapi, kalau mau main-main ke Jepang tinggal kontak. Semua sudah disiapkan,” ujarnya.

Bambang mengaku amat terinspirasi dengan budaya orang Jepang. “Di Jepang itu banyak lab yang berdiri di ruko-ruko. Budaya penelitian di sana amat tinggi. Kalau di sini hanya pintar jual,” jelasnya.***

Bambang pernah juga menghasilkan karya besar lain, yakni pendeteksi tsunami berbasis laser. “Alat buatan saya itu kini sudah dimanfaatkan di Jepang. Ditanam di dasar laut perairan Jepang. Prinsipnya, begitu tanda-tanda tsunami muncul, alat yang ditanam tadi akan mengirimkan informasi sinar laser ke stasiun di pinggir pantai,” paparnya. “Jadi, semua orang di daratan bisa mengantisipasinya,” katanya.

Bambang meyakinkan bahwa alat buatannya itu tak mudah hilang, seperti kasus alat pendeteksi tsunami di beberapa pantai di Indonesia. Kalau tak dihantam ombak, berita yang muncul dicuri nelayan yang usil.

Menurut Bambang, alat itu seperti tongkat yang ditanam di dasar laut. Sedangkan saat ini alat pendeteksi tsunami itu diapungkan dengan buoy. Apabila, buoy hilang dihantam ombak, lenyaplah alat tersebut.

Pria yang mengabdi di LIPI sejak 1987 itu pernah menawarkan temuannya itu ke Bappenas pada 2004. “Saya tunggu belum ada jawaban. Begitu saya kembali ke Jepang lagi, ternyata Aceh dihantam tsunami dahsyat itu,” ungkap lulusan FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja itu. Hingga kini, alat Bambang juga masih belum di pakai di Indonesia. Alat tersebut justru populer di Jepang.

Selain menemukan pendeteksi tsunami berbasis laser, Bambang telah menciptakan alat penghancur jarum suntik. Setelah menyuntik pasien, dokter tidak perlu membuang jarumnya ke tempat sampah. Cukup dimasukkan ke alat buatan Bambang, jarum akan melebur menjadi serbuk. Bakteri yang menghuni jarum tadi dipastikan mati. “Banyak alat serupa bikinan luar negeri. Tapi, banyak suster ketakutan, sebab alat itu memancarkan api,” jelasnya.

Untuk membuat alat tersebut, Bambang juga melakukan riset kecil-kecilan, bagaimana mengolah limbah medis itu di beberapa rumah sakit. Saat pulang kampung ke Boyolali, dia mampir ke beberapa Puskesmas. Dia melihat bagaimana sampah jarum suntik itu dibuang. “Ternyata jarum tadi dimasukkan kantong lalu ditimbun tanah,” terangnya. Bambang khawatir, sampah medis tadi akan menjadi malapetaka baru. Sebab, selain jarum tidak hancur, bakteri tadi juga tidak mati. “Apalagi itu campur-campur penyakit,” ungkapnya.(git/fal/kum/fia)

Sumber : Riau Pos(12 Januari 2009)

Selasa, 12 Mei 2009

Rahasia Nama Anak (bhs. JAWA)



Memilih nama untuk seorang anak bukan persoalan sederhana . Di balik
nama-nama, selalu terkandung doa dan harapan dari orang tua untuk masa
depan si anak.

Nah, nama pada pria Jawa sesungguhnya memiliki “tujuan” yang paling jelas
untuk dipahami, harapan orangtuanya, agar anaknya kelak bisa sesuai yang
diharapkan.

Nih Contohnya :

Pandai menanam bunga, diberi nama Rosman.

Pandai membaiki mobil, diberi nama Karman.

Pandai main golf, Parman.

Pandai makan orang : sumanto

Pandai dalam korespondensi, Suratman.

Gagah perkasa, Suparman.

Kuat dalam berjalan, Wakiman.

Berani bertanya, Asman.

Ahli membuat kue, Paiman.

Pandai berdagang, Saliman.

Pandai melukis, Saniman.

Agar jadi orang kaya, Sugiman.

Agar besar nanti paNdai cari muka, Yasman

Suka begituan, Pakman

Suka makan toge goreng, Togiman

Selalu ketagihan, Tuman

Suka telanjang, Nudiman

Selalu sibuk terus, Bisiman

Jadi org pelit, Eman

Nggak kebagian, Ora uman

Biar jadi penjahit, Jasman

Pribadinya manis, Legiman

Indah dipandang, Taman

Agar selalu sukses, Luckman

Jadi pemalak, Preman

Tukang sosor, Kisman

Biar pinter main game …. Giman

Biar bisa sering cuti …. Sutiman

Biar jadi juragan sate …. Satiman

Biar jadi juragan trasi …. Tarsiman

Biar pinter memecahkan problem …. Sukarman

Biar kalau ujian ndak usah mengulang …. Herman

Biar pinter bikin jus …. Yusman

Biar jadi orang yang berwibawa …. Jaiman

Biar jadi pemain musik …. Basman

Biar awet muda …. Boiman

Biar pinter berperang …. Warman

Biar jadi orang Bali …. Nyoman

Biar jadi orang Sunda …. Maman

Biar lincah seperti mony3t …. Hanoman

Biar jadi orang Belanda …. Kuman

Biar tetep tinggal di Jogja …. Sleman

Biar jadi tukang sepatu handal …. Soleman

Biar tetep bisa jalan walau ndak pake mesin …. Delman

Surat suami istri

Istriku Sayang,

Aku menulis surat ini untuk memberitahukan bahwa aku akan meninggalkan kamu
untuk selamanya.
Aku selalu menjadi suamimu yang baik selama 7 tahun ini, dan aku punya bukti
untuk itu. Dua minggu terakhir ini hidupku benar-benar serasa di neraka.
Minggu lalu, kamu pulang begitu larut dan tak sedikitpun memperhatikan bahwa
aku telah cukur rambut, memasak makanan kesukaanmu. Bahkan malam itu, kau
tak memperhatikan aku telah mengenakan celana pendek bokser baru malam itu.
Kamu cuma pulang, mengayak makananmu sejenak, lalu langsung tidur setelah
nonton teve. Kamu gak pernah bilang lagi bahwa kamu mencintaiku, kamu sudah
tidak mau bercinta lagi denganku atau apalah .
Entah kamu sudah selingkuh! atau kamu memang sudah tidak menyayangiku lagi .
!
Di samping itu, bos dari kantormu menelponku barusan dan dia
mengatakan
bahwa hari ini kamu sudah berhenti kerja. Sejak itu, aku benar-benar sudah
gak sanggup lagi untuk hidup sama kamu seperti ini .
Apapun alasanmu . pokoknya aku sudah gak sanggup lagi. titik . dan aku mau
pisah untuk selamanya!
Selamat tinggal,
Mantan Suami-mu
P. S. Tolong jangan mencariku lagi. Kakak perempuanmu dan aku akan pindah
dan kami akan segera menikah. Selamat tinggal!








Jawaban Istrinya....






Yth
Mantan Suamiku,
Tak ada yang lebih membahagiakanku di hari ini, kecuali setelah menerima
suratmu itu.
Memang benar! Kau dan aku telah menikah selama tujuh tahun, meskipun kalimat
"suami yang baik" menurutku adalah hal terjauh dari siapakah dirimu
sebenarnya? Aku sering nonton sinetron setiap hari, karena semua itu bisa
mengalihkan perhatianmu untuk tidak merengek-rengek kepadaku setiap saat .
Dan
kau sangat keliru, karena aku sebenarnya memperhatikan gaya rambutmu
yang baru . dan terus terang saja! Hal pertama setelah melihat gaya rambutmu
itu adalah seperti "..... " tapi ibuku selalu menasehati agar jangan bicara
kalau tidak bisa mengatakan perkataan yang santun dan sopan. Dan ketika kamu
bilang bahwa kamu memasak makanan kesukaanku, tapi sebenarnya kamu salah dan
sebaliknya kamu malah memasak makanan kesukaan 'KAKAK PEREMPUAN-ku' ., sebab
aku sudah berhenti makan daging bebek tujuh tahun silam .
Saya sengaja berpaling dari kamu di tempat tidur kemarin malam, yakni
sewaktu kamu mengenakan celana bokser baru itu, karena masih ada label
harganya. Saya berdoa semalaman dan berharap sekiranya celana itu tidak
dibeli menggunakan uang yang dipinjam oleh si 'KAKAK PEREMPUAN-ku' sebesar
50 dolar kemarin pagi, dan harga celana pendek kamu itu 49,99 dolar .
Setelah semua perlakuanmu kepadaku selama tujuh tahun ini,
maka terus terang
saja! Aku sebenarnya masih sayang sama kamu dan berharap semuanya bisa
diselesaikan secara baik dan kita dapat hidup normal kembali ..
Jadi sewaktu aku mengetahui bahwa aku telah memenangkan lotre dan
mendapatkan hadiah sebesar 20 juta dolar, maka aku pun langsung berhenti
kerja dan segera beli 2 tiket jalan-jalan ke Hawai .
Namun ketika tiba di rumah, kamu sudah pergi dan hanya secarik surat ini
yang kau tinggalkan untukku.
Ya sudah lah .! Mungkin segala sesuatu terjadi karena ada hikmahnya. Semoga
kamu mendapatkan apa yang kamu cari selama ini.
Oo ya . menurut pengacaraku, surat yang kamu buat mengakibatkan kamu gak
bakal dapat sepeser uang dariku .
Jadi jaga diri baik-baik yaa . !!
Tertanda,
Rich As Hell and Freeeeeeeeeeee!

P.S. Aku lupa apakah aku pernah bilang kepadamu sebelumnya? Kakak
'perempuanku' "Carla" sebenarnya terlahir dengan nama Carl (dia itu cowok
lageee .). Semoga
itu gak terlalu jadi masalah buat kamu yaa !!!

Sabtu, 02 Mei 2009

tebakan garing nih... baca deh

Apa itu Limau?
jawab:
Tigau ditambah duau

Biji apa yang suka nempel di dinding?
jawab:
Bijinya Spiderman.

Apa persamaan pahlawan Pangeran Dipenogoro dengan Cut Nyak Dien?
jawab:
Sama-sama nggak punya handphone

Kenapa sebaiknya kita jgn utangin teman kita yg namanya Budi?
jawab:
Sebab utang nyawa dibayar nyawa, utang Budi dibawa mati.

Panjangnya 15 cm, kemerahan,ada kepalanya, dan membuat cewek tergila-gila. Apa hayo?
jawab :
Duit seratus ribuan

Berapa kecepatan Max. waktu ML.
jawab :
68, soalnya memasuki 69 kita harus putar arah

Kenapa wanita Indonesia paling males kalo disuruh pake helm saat naik motor?
jawab :
Karena tujuh di antara sepuluh wanita Indonesia bilang lebih aman pake KOTEX

Merah, kuning, hijau, coklat muda & coklat tua jadi satu, apaan tuh?
jawab :
Bob marley masuk pramuka

Apa bedanya orang kurus dan orang gemuk?
jawab :
Orang kurus makan hati, orang gemuk makan tempat

Apa beda unta dengan kangkung?
jawab :
Kalo unta di arab, kalo kangkung di urap

Superman, Batman & Robin, lebih bego siapa?
jawab
Batman, soalnya pake jubah tapi nggak bisa terbang.
Robin bego juga, udah tau Batman bego, malah ditemenin.

Baju Superman ada lambang S, kenapa Batman engga ada B-nya?
jawab :
Karena udah dipake Bobo

Apa bedanya kambing ama kuda?
jawab :
Ah bego aja kalau elo ngga bisa ngebedain

Kenapa ayam kalo berkokok matanya merem?
jawab :
Karena udah hapal teksnya

Senin, 06 April 2009

silahkan masuki blog ku...

halo teman semuanya,,, ini blog gw nih,, Budi santoso